Tim Politeknik Negeri Sriwijaya Melakukan Inovasi Pembuatan Pempek Dengan Fortifikasi Sayuran Dikombinasikan Dengan Teknologi Freeze Drying Ekonomis

PALEMBANG - Stunting menjadi masalah gizi yang belum terselesaikan hingga saat ini di Indonesia. Berdasarkan Hasil Survei pada tahun 2019, sebesar 27,7% yang mengindikasikan 3 dari 10 anak balita di Indonesia menderita stunting. Ini tentunya masih jauh dari standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu maksimum 20% dari populasi di setiap negara (BPS, 2019).
Kekurangan mikronutrien memiliki dampak jangka pendek yaitu berpengaruh pada perkembangan otak anak balita dan Secara jangka Panjang, dapat mempengaruhi kekebalan tubuh, sehingga menjadi mudah sakit serta resiko lain seperti penyakit diabetes, jantung, stroke, dan lain-lain (WHO, 2006).
Salah satu jalan keluar yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi kekurangan mikronutrien adalah melakukan fortifikasi pangan. Fortifikasi pangan adalah menambahkan atau meningkatkan zat gizi tertentu ke dalam bahan pangan guna meningkatkan kualitas pangan (WHO, 2006).
Berdasarkan permasalahan tersebut Politeknik Negeri Sriwijaya melalui Program INOVOKASI yang diketuai oleh Dosen Jurusan Rekayasa Teknologi dan Bisinis Pertanian Aldilla Sari Utami STP MSi MSc PhD, dengan anggota tim Ahlam Inayatullah SPd MSc, Ira Gusti Riani STP MSi, Nia Boru Ritonga STP MTP, Marta Tika Handayani STP MSc dan Ulfah Muharramah, SE MM Bekerja sama dengan UMKM Pawon Paringgan yang diketuai oleh Ibu Syarifah, melakukan suatu inovasi yaitu “Peningkatan Nilai Gizi Pempek DenganFortifikasi Sayuran Dikombinasikan Dengan Teknologi Freeze Drying Ekonomis Di UMKM Pawon Paringgan, Kota Palembang”.
Program INOVOKASI ini merupakan Program Pembinaan dan Penguatan usaha untuk level Mikro, termasuk BUMDES, IRT dan kelompok usaha produktif yang dilakukan perguruan tinggi dalam rangka mendorong terjadinya kerjasama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. Kerjasama yang dimaksud yaitu pemanfaatan hasil penelitian dan atau kepakaran yang dimiliki perguruan tinggi untuk membantu menyelesaikan permasalahan mitra vokasi.
Melalui program INOVOKASI ini UMKM Pawon Paringgan tidak hanya dibekali dengan pelatihan pembuatan Pempek Fortifikasi Sayuran, TIM Inovokasi juga akan melakukan pelatihan pengemasan dan e-commerce guna meningkatkan nilai jual produk baik secara kualitas maupun kuantitas. Pelatihan dan Pendampingan akan dilakukan dengan nara sumber ahli dibidangnya.
“Saya sangat berterima kasih dengan adanya program pelatihan seperti ini. Program ini sangat membantu kami UMKM, tidak hanya dari segi ilmu, tetapi juga dari bantuan alat seperti freezer dan mesin kasir digital. Harapannya dengan bantuan seperti ini, Saya bisa mengembangkan usaha saya lebih maju dan bisa membagikan ilmu saya ke Masyarakat sekitar”tutur Syarifah selaku Pemilik UMKM Pawon Paringgan.
Inovasi ini diharapkan dapat mendukung Indonesia terbebas dari masalah Stunting. Tidak hanya itu saja, diharapkan dari Program Inovokasi ini, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk belajar diluar kampus, Dosen dapat melaksanakan tri darma perguruan tinggi dan Masyarakat dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat sehingga dapat diaplikasikan pada diri sendiri dan juga untuk Masyarakat sekitar. (aiy)
0 Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!
Tinggalkan Balasan