Politeknik Negeri Sriwijaya Perkenalkan Pengendalian Penyakit Bercak Daun Ramah Lingkungan kepada Petani Bibit Kelapa Sawit di Banyuasin

RTBP POLSI – Tim Dosen dari Jurusan Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan, Politeknik Negeri Sriwijaya, telah melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat dengan memperkenalkan metode pengendalian penyakit bercak daun pada bibit kelapa sawit yang efektif dan ramah lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, sebagai respons atas keresahan para petani pembibitan kelapa sawit.
Penyakit bercak daun, yang disebabkan oleh jamur Curvularia sp., merupakan salah satu tantangan utama dalam pembibitan kelapa sawit, terutama saat musim hujan. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian signifikan yang diperkirakan mencapai 75% jika tidak ditangani dengan tepat.
Kegiatan pengabdian yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2023 ini diketuai oleh Rizky Randal Cameron, S.P., M.Si., bersama anggota tim, Siti Rakhmi Afriani, S.Pd., M.Si., dan Rosita, M.M., C.HCGM.
Program ini menggandeng Kelompok Usaha Penangkar Bibit Perkebunan Agus Irwanto sebagai mitra. Melalui kegiatan ini, tim dosen memperkenalkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) atau Integrated Disease Management (IDM). Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada penggunaan pestisida kimia, tetapi mengintegrasikan berbagai metode pengendalian, seperti:
- Kultur Teknis: Pengaturan jarak tanam dan sanitasi lingkungan.
- Fisik/Mekanik: Pengambilan daun yang terinfeksi secara langsung.
- Agen Hayati: Pemanfaatan mikroorganisme seperti jamur Trichoderma sp. dan bakteri Bacillus subtilis sebagai biofungisida untuk menekan pertumbuhan jamur patogen.
Para petani mitra tidak hanya diberikan sosialisasi, tetapi juga pelatihan langsung untuk memproduksi dan mengaplikasikan agen hayati tersebut. Penggunaan agen hayati ini menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan serta kesehatan.
Selain pelatihan teknis, program ini juga mencakup Pelatihan Komunikasi Organisasi yang Efektif. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan manajerial dan komunikasi para petani, sehingga mereka dapat mengelola usaha pembibitan dengan lebih profesional dan terarah.
Rizky Randal Cameron menyatakan bahwa program ini dirancang untuk memberikan solusi komprehensif. "Kami berharap, melalui pendekatan PHT dan penguatan organisasi, para petani dapat meningkatkan produktivitas, kualitas bibit, serta pendapatan mereka secara berkelanjutan. Ini sejalan dengan program pemerintah untuk mewujudkan pertanian yang maju dan ramah lingkungan," ujarnya.
Dengan adanya program ini, diharapkan para petani penangkar bibit kelapa sawit di Banyuasin dapat lebih mandiri dalam mengatasi permasalahan penyakit tanaman dan mampu menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi.
6 Komentar
Alga Dwi Januarsa (25 Sep 2025 01:34)
sangat membantu bagi petani di daerah Banyuasin
Nouval Shaleh Putra (25 Sep 2025 01:34)
SANGAT BERMANFAAT DAN MEMBANTU BAGI PETANI PADA DAERAH
akbar putra (25 Sep 2025 01:34)
terimakasih atas informasinya
vira april (25 Sep 2025 01:35)
thanks for infomation
vira april (25 Sep 2025 01:36)
thanks for infomation
SIFA MAHIRA (25 Sep 2025 01:37)
KEREN SEKALI
Tinggalkan Balasan